roy keane legenda manchester united
  • September 14, 2024
  • admin
  • 0

tebakskoreuro – Legenda Manchester United Anggap Erik ten Hag Sudah Keterlaluan, Dia Akan Dipecat Sebelum Natal! Kiprah Erik ten Hag sebagai manajer Manchester United telah menjadi sorotan sejak ia ditunjuk untuk memimpin Setan Merah pada musim panas 2022.

Setelah beberapa musim yang penuh ketidakstabilan, para penggemar Manchester United berharap manajer asal Belanda tersebut bisa membawa perubahan dan mengembalikan kejayaan klub di pentas domestik maupun Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu, kritik terhadap ten Hag semakin keras. Bahkan, beberapa legenda Manchester United mengungkapkan bahwa sang manajer mungkin telah melampaui batas, dan ada prediksi yang menyebutkan bahwa dia bisa dipecat sebelum Natal.

 

Legenda Manchester United

 

Ketika Erik ten Hag tiba di Old Trafford, ekspektasi tinggi langsung menyambutnya. Dia dikenal karena prestasinya di Ajax, di mana ia berhasil membangun tim yang sukses di level domestik dan Eropa dengan mengandalkan filosofi permainan yang dinamis dan menyerang. Di Ajax, ten Hag dikenal sebagai pelatih yang mampu mengembangkan pemain muda dan menerapkan sistem permainan berbasis penguasaan bola yang atraktif.

 

Musim pertama ten Hag di Manchester United relatif sukses dan berhasil meraih trofi Carabao Cup (Piala Liga) dan finis di posisi ketiga Premier League, memastikan tempat di Liga Champions. Selain itu, ten Hag berhasil memperbaiki atmosfer di ruang ganti, membawa disiplin yang lebih ketat, dan memperkenalkan pemain muda seperti Alejandro Garnacho. Trofi pertama di era ten Hag ini dianggap sebagai awal yang positif untuk proyek jangka panjang di Old Trafford.

 

Namun, kemenangan tersebut diikuti dengan ekspektasi besar dari para penggemar dan media. Mereka berharap Manchester United bisa terus bersaing di puncak klasemen Premier League dan berkompetisi lebih serius di Liga Champions. Sayangnya, hasil di musim berikutnya mulai tidak sesuai harapan, dan kritikan mulai mengarah kepada ten Hag.

 

Awal yang Sulit di Musim Kedua

 

Musim kedua ten Hag dimulai dengan beberapa masalah serius di dalam tim. Cedera pemain kunci seperti Luke Shaw, Raphaël Varane, dan Lisandro Martínez merusak kestabilan pertahanan, sementara performa inkonsisten dari bintang-bintang seperti Jadon Sancho, Antony, dan Anthony Martial semakin memperburuk situasi. Penampilan tim di liga juga tidak meyakinkan, dengan Manchester United kalah dalam beberapa pertandingan penting melawan rival-rival utama seperti Manchester City dan Arsenal.

 

Tidak hanya hasil yang menjadi perhatian, tetapi juga pendekatan taktis ten Hag yang dinilai beberapa pengamat dan legenda klub sebagai terlalu kaku. Manchester United sering kali terlihat kurang kreatif di lapangan dan bergantung pada serangan balik serta permainan individu pemain seperti Bruno Fernandes dan Marcus Rashford. Ketika strategi ini tidak berhasil, Manchester United tampak kesulitan untuk menemukan solusi alternatif.

Erik Ten Hag: Why is he the Man United manager everyone loves to hate?

 

Situasi internal juga semakin rumit dengan beberapa konflik yang melibatkan pemain dan staf kepelatihan. Salah satu insiden yang paling mencolok adalah ketegangan antara ten Hag dan Jadon Sancho, di mana sang pemain secara terbuka menolak kritik dari manajernya, yang menyebut performa Sancho dalam latihan tidak memadai. Konflik ini menimbulkan keretakan di ruang ganti, dan Sancho akhirnya tidak dimainkan dalam beberapa pertandingan penting.

 

Kritik dari Legenda Manchester United

 

Seiring dengan kesulitan yang dihadapi Manchester United, beberapa legenda klub mulai melayangkan kritik tajam kepada Erik ten Hag. Salah satu yang paling vokal adalah mantan kapten Manchester United, Roy Keane. Keane, yang dikenal karena sikapnya yang tanpa kompromi, menyoroti bahwa ten Hag belum berhasil mengembalikan Manchester United ke status klub elit di Eropa.

 

Keane berpendapat bahwa manajemen ten Hag terhadap beberapa pemain bintang tidak cukup efektif, dan tim kurang memiliki kedisiplinan serta visi permainan yang jelas. “Di bawah ten Hag, saya tidak melihat identitas permainan yang jelas dari Manchester United. Dia mungkin menerapkan filosofi yang sukses di Ajax, tapi Premier League adalah liga yang berbeda,” ujar Keane dalam salah satu sesi analisisnya di televisi.

 

Selain Roy Keane, legenda lainnya seperti Gary Neville dan Paul Scholes juga menyuarakan ketidakpuasan mereka. Neville, yang kini menjadi analis sepak bola, merasa bahwa ten Hag terlalu bergantung pada beberapa pemain tertentu dan gagal memaksimalkan potensi dari seluruh skuad. Jika bermain slot online bisa di dewapoker terpercaya. Sementara Scholes, yang pernah menjadi bagian dari lini tengah legendaris United, menekankan bahwa United tidak memiliki kreativitas di lini tengah dan gaya bermain mereka terlalu monoton.

 

Namun, kritik yang paling keras mungkin datang dari mantan manajer United, David Moyes, yang menyebut bahwa ten Hag bisa saja menghadapi pemecatan jika performa tim tidak membaik dalam beberapa bulan ke depan. “Manchester United adalah klub yang menuntut hasil cepat, dan saya tahu tekanan yang dihadapi seorang manajer di sini. Jika ten Hag tidak bisa membalikkan keadaan, saya tidak akan terkejut jika dia dipecat sebelum Natal,” kata Moyes dalam sebuah wawancara.

 

Faktor-Faktor yang Mengancam Posisi Ten Hag

 

Ada beberapa faktor yang menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan jabatan Erik ten Hag di Manchester United. Salah satunya adalah tekanan besar dari penggemar yang mulai kehilangan kesabaran. Meskipun trofi Carabao Cup memberi harapan, kekalahan dalam pertandingan penting dan kegagalan bersaing untuk gelar Premier League telah membuat banyak penggemar merasa frustasi.

 

Selain itu, manajemen klub, yang dipimpin oleh Joel dan Avram Glazer, juga memiliki standar tinggi. Dengan investasi besar yang dilakukan klub, mereka mengharapkan hasil instan. Jika Manchester United terus mengalami kekalahan di Premier League dan gagal lolos dari fase grup Liga Champions, tekanan dari manajemen bisa menjadi semakin besar.

 

Ten Hag juga dihadapkan pada masalah internal tim yang belum terselesaikan, seperti kurangnya kedalaman skuad dan cedera pemain kunci. Jika ia tidak segera menemukan solusi untuk memperbaiki performa tim, pemecatan sebelum Natal bukanlah hal yang mustahil.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *