tebakskoreuro – Antonio Conte, pelatih asal Italia yang terkenal dengan pendekatan taktisnya yang disiplin dan penuh intensitas, pernah datang ke Tottenham Hotspur dengan ekspektasi besar. Saat diperkenalkan sebagai pelatih pada November 2021, Conte dipandang sebagai sosok yang akan membawa perubahan besar bagi Tottenham, terutama setelah periode yang mengecewakan di bawah pelatih-pelatih sebelumnya. Namun, dalam kenyataannya, masa kepelatihan Conte di Tottenham justru berakhir dengan kekecewaan bagi banyak fans. Meski dinilai gagal membawa trofi yang diidamkan, Conte menegaskan bahwa ia sudah melakukan segalanya untuk mengoptimalkan kinerja tim.
Harapan Tinggi saat Kedatangan Conte
Kedatangan Antonio Conte di Tottenham disambut dengan antusiasme luar biasa dari para pendukung Spurs. Pelatih berusia 53 tahun ini datang dengan reputasi cemerlang, termasuk keberhasilannya membawa Chelsea juara Liga Inggris dan Inter Milan meraih gelar Serie A. Rekam jejak ini menimbulkan harapan bahwa ia akan membawa angin segar dan mengangkat performa Tottenham yang sedang terpuruk.
Tottenham saat itu memiliki beberapa bintang seperti Harry Kane dan Son Heung-min, namun tim secara keseluruhan dinilai tidak konsisten. Ekspektasi fans adalah bahwa Conte, dengan taktik solidnya dan mentalitas pemenang, dapat memberikan sentuhan berbeda yang membawa Spurs bersaing di papan atas Liga Inggris, atau bahkan mengamankan trofi setelah puasa gelar selama bertahun-tahun.
Tantangan Awal dan Adaptasi Strategi
Conte, yang terkenal dengan formasi tiga bek serta gaya permainan yang mengutamakan keseimbangan antara serangan dan pertahanan, mulai menerapkan gaya permainannya di Tottenham. Di paruh kedua musim 2021/2022, terlihat peningkatan performa pada tim. Dengan formasi 3-4-3 andalannya, tampil lebih disiplin di lini pertahanan dan lebih efektif dalam transisi menyerang.
Hasilnya, di bawah asuhan Conte, Tottenham berhasil finis di posisi keempat Liga Inggris, mengamankan tiket Liga Champions yang sangat diidamkan klub. Ini menjadi indikasi bahwa tim sedang bergerak ke arah yang benar, dan banyak yang optimis dengan prospek Spurs di musim berikutnya.
Ketidakcocokan antara Filosofi Conte dan Tottenham
Meskipun Conte berhasil membawa perubahan positif dalam performa Tottenham, ia segera menyadari bahwa ada tantangan besar di klub. Filosofi yang diusung oleh Conte membutuhkan tim yang terstruktur dengan baik dan memiliki pemain-pemain berkualitas di setiap lini. Namun, Tottenham tidak sepenuhnya memberikan dukungan untuk merekrut pemain yang sesuai dengan kriteria Conte. Meskipun beberapa pemain penting didatangkan, seperti Ivan Perisic dan Richarlison, Conte merasa itu belum cukup untuk menandingi pesaing di Liga Inggris.
Conte juga memiliki pendekatan yang sangat disiplin dan menuntut dari pemainnya, baik dalam hal fisik maupun mental. Pendekatan ini terkadang tidak cocok dengan budaya tim Tottenham yang lebih mengedepankan permainan menyerang dan fleksibilitas. Fans Tottenham yang terbiasa dengan gaya permainan cepat dan menyerang mungkin tidak sepenuhnya menikmati permainan yang lebih struktural dan defensif di bawah Conte, sehingga gesekan antara gaya bermain yang diharapkan fans dan filosofi Conte pun terjadi.
Frustrasi di Bursa Transfer
Salah satu keluhan terbesar Conte selama masa kepelatihannya di Tottenham adalah ketidakpuasan terhadap komposisi pemain. Ia merasa bahwa untuk bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya, membutuhkan lebih banyak pemain berkualitas. Meski ada sejumlah pemain yang dibawa masuk, seperti Rodrigo Bentancur dan Dejan Kulusevski, Conte merasa klub masih kekurangan kedalaman dan kualitas pemain di beberapa posisi.
Dalam beberapa kesempatan, Conte secara terbuka menyuarakan rasa frustrasinya terhadap kebijakan transfer klub. Ia menyebutkan bahwa tanpa investasi yang cukup dalam mendatangkan pemain berkualitas, tidak akan mampu bersaing dengan klub-klub besar seperti Manchester City atau Liverpool. Hal ini tentu saja memicu spekulasi bahwa Conte mulai kehilangan kepercayaan pada manajemen Tottenham.
Krisis Performa dan Tekanan Internal
Memasuki musim 2022/2023, meskipun Tottenham berhasil lolos ke Liga Champions, performa mereka di liga domestik mulai menurun. Inkonsistensi kembali menghantui tim, dan Conte kesulitan menemukan formula yang stabil. Beberapa pemain kunci seperti Son dan Kane terkadang tampil di bawah performa terbaik mereka, sementara cedera pemain juga semakin memperburuk keadaan.
Tekanan dari fans semakin besar, terutama saat hasil-hasil mengecewakan di beberapa pertandingan penting. Banyak yang mulai mempertanyakan apakah Conte benar-benar pelatih yang tepat untuk Spurs. Di sisi lain, Conte juga menghadapi tekanan internal dari manajemen yang mengharapkan hasil lebih baik. Atmosfer yang semakin tidak nyaman ini membuat posisi Conte semakin goyah.
Pernyataan Kontroversial Conte: “Segitu Sudah Maksimal”
Pada akhirnya, ketika kritik dan spekulasi tentang masa depannya di Tottenham semakin memuncak, Conte memberikan pernyataan yang kontroversial. Dalam sebuah konferensi pers, Conte menyatakan bahwa ia telah melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang ada di Tottenham. Menurutnya, performa yang terlihat di lapangan adalah “sudah maksimal” dengan komposisi tim yang dimiliki. Pernyataan ini dianggap oleh beberapa pihak sebagai sinyal bahwa Antonio Conte merasa Tottenham tidak memberikan dukungan yang cukup untuk mencapai level yang lebih tinggi.
Komentar ini memicu reaksi keras dari fans, pakar sepak bola, dan manajemen Tottenham sendiri. Beberapa menganggap bahwa Conte seharusnya lebih bertanggung jawab dan tidak seharusnya “menyalahkan” tim atau klub di depan publik. Namun, di sisi lain, ada juga yang memahami frustrasi Conte, mengingat bahwa ia dikenal sebagai pelatih yang membutuhkan dukungan penuh untuk menjalankan strateginya dengan optimal.