tebakskoreuro – Paul Scholes, legenda Manchester United, kembali angkat bicara mengenai keputusan terbaru klub yang tengah mengincar pelatih Sporting CP, Ruben Amorim, sebagai calon pengganti Erik ten Hag. Sejak era Sir Alex Ferguson berakhir, Manchester United telah melalui banyak pergantian manajer, tetapi belum ada yang benar-benar berhasil mengembalikan kejayaan klub. Setelah musim yang naik-turun di bawah Ten Hag, manajemen Manchester United kini tampaknya tertarik untuk mencoba mendatangkan Amorim. Scholes menyatakan bahwa langkah ini terasa seperti “pilihan Ten Hag versi kedua” – seakan mengulangi pola rekrutmen Manchester United yang selalu mencari pelatih muda dan inovatif.
Komentar Scholes memunculkan banyak diskusi di kalangan penggemar dan pakar sepak bola tentang apakah Amorim memang pilihan yang tepat untuk Manchester United, atau apakah keputusan ini hanya akan berakhir sebagai pengulangan dari eksperimen yang belum berhasil dengan Ten Hag. Lalu, mengapa Scholes meragukan keputusan ini? Bagaimana karakteristik Amorim dan apa yang membuatnya mirip dengan Ten Hag di mata Paul Scholes? Mari kita telaah lebih dalam.
-
Ruben Amorim: Sosok Pelatih Muda dengan Filosofi Modern
Ruben Amorim adalah sosok pelatih muda asal Portugal yang telah menarik perhatian di dunia sepak bola. Di usia yang relatif muda, ia telah membawa Sporting CP tampil kompetitif di liga domestik dan Eropa. Dengan filosofi permainan berbasis penguasaan bola, pressing tinggi, dan serangan yang cepat, Amorim menunjukkan kemampuan adaptasi yang baik serta taktik yang fleksibel. Gaya permainan ini mengingatkan banyak orang pada Erik ten Hag, yang juga terkenal dengan pendekatan menyerang dan penguasaan bola yang kuat saat melatih Ajax.
Amorim dianggap sebagai salah satu pelatih berbakat yang siap untuk membawa filosofi modern ke klub besar. Bagi Manchester United, ketertarikan pada Amorim mencerminkan ambisi klub untuk menerapkan gaya bermain yang lebih menyerang dan atraktif. Namun, menurut Scholes, keputusan ini bisa jadi berisiko tinggi jika tidak didukung dengan manajemen yang tepat, mengingat filosofi modern yang diusung Amorim membutuhkan waktu dan pemain-pemain yang cocok.
-
Scholes dan Keraguan Terhadap “Pengulangan Ten Hag”
Menurut Scholes, keinginan Manchester United untuk mendatangkan Amorim terasa seperti langkah yang mirip dengan penunjukan Erik ten Hag. Ketika Ten Hag bergabung dengan Manchester United, ekspektasinya adalah ia dapat menerapkan filosofi Ajax yang sukses dan menciptakan tim yang bermain dengan penguasaan bola yang dominan. Namun, perjalanan Ten Hag di Manchester United tidak berjalan semulus di Ajax, terutama karena perbedaan tekanan dan tingkat persaingan di Premier League yang jauh lebih ketat dibandingkan Eredivisie.
Scholes merasa bahwa mendatangkan Amorim bisa menjadi pengulangan dari situasi yang dialami Ten Hag. Amorim juga akan menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan taktiknya dengan intensitas Premier League yang lebih fisikal dan kompetitif. Paul Scholes berpendapat bahwa membawa pelatih muda dengan filosofi serupa berpotensi membuat Manchester United terjebak dalam pola rekrutmen yang terlalu fokus pada strategi menyerang tanpa mempertimbangkan kebutuhan tim untuk memiliki struktur pertahanan yang solid.
-
Persamaan dan Perbedaan Antara Amorim dan Ten Hag
Meskipun Paul Scholes menyebut bahwa keputusan memilih Amorim terasa seperti mengulang Ten Hag, sebenarnya terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Dari segi filosofi, Amorim dan Ten Hag memiliki banyak kesamaan, seperti gaya permainan berbasis penguasaan bola, formasi fleksibel, dan kemampuan membaca permainan dengan cermat. Keduanya juga memiliki fokus yang besar pada pengembangan pemain muda dan memberikan ruang bagi talenta muda untuk berkembang.
Namun, ada perbedaan mendasar dalam pendekatan masing-masing pelatih. Amorim dikenal lebih fleksibel dalam menyesuaikan taktiknya sesuai dengan karakteristik pemain yang dimiliki, sedangkan Ten Hag lebih sering bersikeras pada gaya permainan tertentu yang kadang sulit diterapkan di Premier League. Selain itu, Amorim juga memiliki kemampuan mengatur lini pertahanan yang lebih disiplin, yang membuatnya lebih siap menghadapi tekanan tinggi yang ada di Premier League.
-
Tantangan yang Dihadapi Amorim Jika Bergabung dengan Manchester United
Jika Manchester United benar-benar mendatangkan Amorim, ia akan dihadapkan pada sejumlah tantangan besar. Salah satunya adalah beradaptasi dengan intensitas dan kompetisi yang tinggi di Premier League. Sebagai pelatih muda, Amorim belum pernah menghadapi tekanan sebesar ini, dan Premier League terkenal dengan jadwal yang padat serta persaingan yang ketat. Scholes merasa bahwa pengalaman Amorim di liga Portugal mungkin belum cukup untuk mempersiapkannya menghadapi kompleksitas dan ekspektasi tinggi di klub besar seperti Manchester United.
Selain itu, Amorim juga harus menghadapi tantangan dalam mengatur ruang ganti yang berisi pemain-pemain bintang dengan karakter dan ego yang berbeda. Manchester United memiliki skuat yang terdiri dari pemain-pemain senior dan muda yang perlu dikelola dengan hati-hati agar tidak terjadi konflik internal. Amorim perlu menunjukkan kepemimpinan yang kuat agar pemain-pemain Manchester United bisa bersatu dan bekerja menuju tujuan bersama.
-
Dukungan Manajemen dan Kebijakan Transfer yang Krusial
Paul Scholes menekankan bahwa keberhasilan Amorim (atau siapapun pelatih Manchester Manchester United berikutnya) sangat bergantung pada dukungan penuh dari manajemen. Menurut Scholes, kesuksesan seorang pelatih tidak hanya ditentukan oleh kemampuan taktik, tetapi juga oleh dukungan yang ia terima dari klub dalam hal kebijakan transfer dan pengembangan pemain. Untuk menerapkan filosofi modern, Amorim membutuhkan pemain-pemain dengan karakteristik yang sesuai, dan hal ini membutuhkan investasi serta perencanaan yang matang.
Dalam hal ini, Scholes berharap manajemen Manchester United belajar dari pengalaman sebelumnya dan tidak hanya memberikan ekspektasi tinggi kepada pelatih tanpa memberikan dukungan yang memadai. Keberhasilan Amorim di Sporting adalah hasil dari sistem dan dukungan penuh dari manajemen klub. Jika Manchester United ingin melihat hasil serupa, maka dukungan penuh dalam aspek finansial, strategi transfer, dan pengembangan pemain harus diberikan.